Kopi Liberika Sepaku: Emas Hijau Baru Kalimantan Timur

Dukungan Pemerintah untuk Pengembangan Kopi Liberika

VEGASHOKI88 – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, secara antusias mengangkat potensi Kopi Liberika Sepaku yang ia sebut sebagai emas hijau baru Kalimantan Timur.

“Bahkan, kopi Liberika lokal ini telah meraup permintaan ekspor yang fantastis hingga 20 kontainer dari

Qatar,” ujar Basuki saat penanaman 1.010 bibit kopi Liberica di IKN, Jumat (10/10/2025).

Dukungan Pemerintah untuk Pengembangan Kopi Liberika

Basuki yang didampingi Ketua Komunitas Petani Kopi Liberica Sepaku, Sugiman, menjelaskan bahwa

inisiasi penanaman kopi ini didukung oleh Bank Indonesia (BI) untuk menggerakkan ekonomi dari sektor hulu.

Fokusnya adalah menghidupkan kembali kopi Liberika yang sudah ada sejak tahun 1981 di Sepaku, tetapi kini mulai dilupakan masyarakat yang hanya mengenal Arabika dan Robusta.

Kelebihan dan Potensi Pasar Kopi Liberika

Menurut Sugiman, kelebihan Liberika adalah tahan banting, karena tumbuh di segala medan (kondisi tanah) dan cuaca, dan anti penyakit termasuk penyakit gambir.


“Kami punya 2.000 hektar lahan untuk ditanami Liberika. Sudah berapa kali kami dari Otorita IKN bekerja

sama dengan komunitas Liberica ini, mengingatkan lagi bahwa ini ada (potensi),” cetus Basuki.

Permintaan Ekspor yang Melonjak dan Tantangan Pasokan

Mengingat satu kontainer dapat memuat hingga 20 ton kopi, permintaan dari Qatar tersebut setara dengan ratusan kali lipat dari total produksi tahunan mereka saat ini.

Hal ini menunjukkan bahwa Liberika Sepaku memiliki citra dan rasa yang dicari pasar internasional. Sugiman juga mengeklaim bahwa potensi ekonomi Liberika jauh melebihi komoditas andalan Kalimantan,

yaitu kelapa sawit.
“Lebih jauh, lebih besar dari sawit, Pak, setelah kami kalkulasi. Lebih menguntungkan daripada sawit,” tegas Sugiman.

Filosofi dan Strategi Pengembangan Kopi Liberika

Keuntungan ini didukung oleh filosofi komunitas petani Liberika yang ingin mempertahankan warisan

leluhur mereka dan membangun branding sendiri tanpa bersaing dengan Arabika atau Robusta yang sudah jenuh di pasaran.

Gerakan Tanam Massal untuk Penuhi Potensi Ekspor

Untuk mengejar ketertinggalan produksi dan memenuhi ambisi ekspor ini, Otorita IKN dan komunitas petani setempat mencanangkan gerakan penanaman yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.


“Untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Dasawisma, kami wajibkan per anggota menanam sedikitnya 10 pohon,” imbuh Sugiman.

Peningkatan Ekonomi Regional melalui Penanaman Kopi di Rumah

Inisiatif ini tidak hanya fokus pada perkebunan besar, tetapi juga mendorong masyarakat menanam kopi

di halaman rumah mereka, menjadikan Liberika sebagai peluang besar peningkatan ekonomi regional, tidak hanya untuk IKN tetapi juga untuk seluruh Kalimantan Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *