VEGASHOKI88 – Kratom Pada tahun 1839, ahli botani Belanda Pieter Willem Khortals menemukan tumbuhan baru bernama Mitragyna speciosa. Klasifikasi taksonomi oleh GBIF menyebutnya sebagai bagian dari kerajaan Plantae, filum Tracheophyta, kelas Magnoliopsida, bangsa Gentianales, suku Rubiaceae, marga Mitragyna Korth, dan jenis Mitragyna speciosa (Korth.) Havil. Kratom, juga dikenal sebagai ketum, purik, sepat, dan lainnya, memiliki tiga varietas dan dua puluh jenis di Asia Tenggara, dengan populasi terbesar di Indonesia.
Meskipun tanaman kratom memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan kesehatan, penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping. CDC mencatat 263 keluhan terkait efek samping negatif, termasuk gelisah, halusinasi, insomnia, gangguan hati, hingga kematian. CDC melaporkan 91 kematian di AS pada periode Juli 2016 hingga Desember 2017, yang disebabkan oleh overdosis teh kratom. DEA menyatakan bahwa konsumsi kratom dapat menyebabkan adiksi atau ketergantungan, dengan efek samping tergantung pada dosisnya.
Pengguna baru membutuhkan beberapa helai daun sehari, sedangkan pengguna berat bisa mengonsumsi 3–10 kali per hari. Pada dosis rendah, kratom bersifat stimulan, meningkatkan konsentrasi dan energi, sedangkan pada dosis tinggi, memiliki efek narkotika mirip morfin. Sebuah laporan mencatat kasus bayi yang lahir dengan gejala putus obat karena ibunya mengonsumsi kratom.