Penemuan Dua Spesies Baru Katak Bertaring di Kalimantan

Latar Belakang Penemuan


VEGASHOKI88 – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi melaporkan penemuan dua spesies baru katak bertaring dari kawasan Pegunungan Meratus, Kalimantan Tengah dan Selatan.

Kedua spesies tersebut diberi nama ilmiah Limnonectes maanyanorum sp. nov. dan Limnonectes nusantara sp. nov., yang sebelumnya disangka sebagai bagian dari spesies umum Limnonectes kuhlii.

Penemuan ini menjadi kontribusi penting dalam mendokumentasikan keanekaragaman herpetofauna Kalimantan dan menegaskan peran wilayah Meratus sebagai habitat spesies endemik.

Profesor Riset bidang Herpetologi PRBE BRIN, Amir Hamidy, menyatakan bahwa penemuan ini menunjukkan kekayaan biodiversitas Kalimantan yang masih sangat perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Asal dan Nama Spesies Baru

Limnonectes maanyanorum ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah. Nama ilmiah tersebut diberikan untuk menghormati masyarakat adat

Dayak Maanyan yang tinggal di wilayah tersebut. Di kalangan masyarakat lokal, katak bertaring ini dikenal sebagai Senteleng Watu, yang berarti “katak batu”.

Spesies ini berukuran sedang dan memiliki ciri khas berupa taring di rahang bawah, terutama pada katak bertaring jantan, serta jari-jari berselaput penuh dan kulit berbintil.

Warna serta pola tubuhnya yang khas menjadi ciri pembeda utama dari spesies lain. Sementara itu, Limnonectes nusantara ditemukan di daerah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan.

Nama “Nusantara” dipilih sebagai simbol identitas nasional Indonesia dan merujuk pada Ibu Kota Negara baru yang berlokasi di Kalimantan.

Di wilayah asalnya, katak bertaring ini dikenal sebagai Lampinik oleh masyarakat Dayak Meratus.

Karakteristik dan Analisis Perbedaan

Menurut Amir, ciri khas kedua spesies ini meliputi ukuran tubuh sedang, taring di rahang bawah, jari berselaput penuh, kulit berbintil, serta pola warna yang khas.

Analisis genetik dan morfologi menunjukkan bahwa keduanya merupakan garis keturunan yang berbeda secara signifikan.

Sekuens gen 16S rRNA dan karakter morfologis mengungkap jarak genetik yang cukup jauh antara keduanya dan spesies lain.

Selain itu, analisis filogenetik menunjukkan bahwa L. maanyanorum dan L. nusantara masing-masing

membentuk klad monofiletik dengan dukungan statistik tinggi, memperkuat status mereka sebagai spesies baru.

Pentingnya Eksplorasi dan Konservasi

Penemuan ini menegaskan pentingnya eksplorasi biodiversitas dan penguatan kebijakan konservasi berbasis data ilmiah di wilayah tropis yang masih kurang terjamah, khususnya Kalimantan.

Sebagai bagian dari kawasan Sundaland yang kaya akan spesies endemik, Kalimantan menyimpan banyak misteri biologis yang perlu diungkap.

Amir mengajak agar lebih banyak eksplorasi dan penelitian dilakukan, terutama di wilayah yang belum banyak dijangkau.

Penemuan ini merupakan hasil kerja sama tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN, Aichi University of Education, Kyoto University, dan Universitas Palangkaraya.

Publikasi dan Signifikansi Penemuan

Penelitian dan penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa (vol. 5575, no. 3, hlm. 387-408) pada 24 Januari 2025.

Penemuan ini menegaskan betapa kayanya kekayaan hayati di Kalimantan dan pentingnya upaya konservasi serta eksplorasi ilmiah sebagai langkah menjaga keanekaragaman hayati kawasan ini.

Dengan adanya penemuan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian spesies endemik

di Kalimantan semakin meningkat dan menjadi dasar pengembangan kebijakan konservasi yang berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *