Tren PHK dan Perekrutan di Indonesia Tahun 2024-2025: Penyebab dan Dampaknya

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia Capai 26.455 Orang per Mei 2025

VEGASHOKI88 – SKemnaker mencatat angka PHK di Indonesia mencapai 26.455 orang pada Mei 2025, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan tren kenaikan PHK di tanah air, terutama di wilayah Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau. Kemnaker membeberkan berbagai alasan di balik maraknya PHK, salah satunya adalah perubahan teknologi dan digitalisasi yang menyebabkan restrukturisasi perusahaan.

Dampak Digitalisasi dan Teknologi

Contohnya, sejumlah perusahaan media mengalami PHK karena beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. Perubahan ini memaksa perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja yang dianggap tidak lagi sesuai dengan kebutuhan operasional baru. Hal ini menegaskan bahwa kemajuan teknologi turut memengaruhi pasar tenaga kerja di Indonesia.

Kenaikan Jumlah Tenaga Kerja dan Tren Perekrutan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah tenaga kerja di seluruh Indonesia tumbuh lebih dari 4,7 juta orang per Agustus 2024. Selain itu, survei Jobstreet menunjukkan hampir semua perusahaan membuka minimal satu lowongan kerja selama 2024, menandakan tren perekrutan yang kuat. Survei ini mengindikasikan bahwa meskipun ada PHK, banyak perusahaan tetap melakukan perekrutan guna menjaga pertumbuhan dan kompetitivitas.

Perusahaan Mengurangi Karyawan untuk Efisiensi

Di sisi lain, banyak perusahaan juga melakukan pengurangan tenaga kerja melalui PHK atau tidak mengganti posisi yang kosong karena pensiun. Sekitar 42% perusahaan melaporkan mengurangi jumlah karyawannya, terutama karyawan tetap penuh waktu (27%), diikuti karyawan paruh waktu, kontrak, dan temporer. Pengurangan ini umumnya dilakukan untuk menekan biaya operasional dan menyesuaikan kondisi ekonomi yang memburuk.

Alasan Pengurangan dan Fungsi Pekerjaan yang Terkurangi

Perusahaan menerapkan pengurangan tenaga kerja agar lebih efisien, termasuk restrukturisasi, otomatisasi, dan penggunaan outsourcing. Menariknya, posisi yang paling banyak dikurangi adalah posisi di bidang administrasi dan sumber daya manusia (SDM). Pada 2024, 29% perusahaan melakukan pemangkasan posisi ini, meningkat dari 22% di tahun sebelumnya. Posisi tersebut merupakan posisi yang juga paling dicari dan diharapkan, namun justru paling banyak dipangkas dalam proses restrukturisasi perusahaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *