Dua Dugong Mati Terdampar di Kalimantan Barat
VEGASHOKI88 – Dua dugong yang merupakan satwa laut dilindungi ditemukan mati terdampar di Kalimantan Barat (Kalbar) dalam waktu berdekatan. Kejadian ini menarik perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena hewan yang termasuk dalam daftar satwa dilindungi ini sangat rentan terhadap kepunahan. Kasus pertama terjadi di sekitar Legun Belanda dekat Pulau Cempedak, Kabupaten Ketapang, pada 15 Juni 2025. Tidak lama kemudian, pada 18 Juni 2025, Dua dugong kedua ditemukan di lokasi yang sama.
Penanganan dan Kolaborasi Lintas Sektor
Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak langsung turun tangan melakukan penanganan terhadap kedua kasus tersebut. Menurut Syarif Iwan Taruna Alkadrie, Kepala BPSPL Pontianak, kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam proses penanganan mamalia laut ini. Selain itu, tim medis dari Yayasan IAR (YIARI) bersama Yayasan WeBe melakukan pemeriksaan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian kedua dugong. Bangkai kemudian dikuburkan di lokasi yang sama dengan penguburan sebelumnya, sesuai prosedur yang berlaku.
Pentingnya Perlindungan Dugong
Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Sarmintohadi, menegaskan bahwa dugong merupakan satwa laut yang sangat dilindungi. Hewan ini masuk dalam daftar Apendiks I CITES dan tergolong rentan (vulnerable) menurut IUCN. Oleh karena itu, penanganan terhadap dugong yang terdampar harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai prosedur, agar tidak menambah kerusakan terhadap populasi yang sudah terancam punah ini. Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat sekitar tentang penanganan biota dilindungi yang terdampar.
Ancaman Terhadap Populasi Dugong
Dugong bergantung pada habitat berupa padang lamun sebagai sumber makanannya. Sayangnya, aktivitas manusia seperti penangkapan tidak sengaja (bycatch), polusi laut, benturan kapal, perusakan habitat, dan perburuan ilegal mengancam keberadaannya. Menurut WWF, penurunan populasi dugong dipengaruhi oleh rendahnya tingkat reproduksi dan penangkapan untuk diperjualbelikan bagian tubuhnya seperti taring dan air mata. Kematian satu ekor dugong dianggap berdampak besar karena hewan ini berkembang biak sangat lambat, sehingga setiap kehilangan dapat mempercepat penurunan populasi.
Program Strategis untuk Keberlanjutan Laut
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan lima program strategis berbasis ekonomi biru untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan perikanan. Program-program ini meliputi perluasan kawasan konservasi dan penanganan sampah plastik di laut. Melalui kolaborasi dan upaya konservasi yang berkelanjutan, diharapkan populasi dugong dan satwa laut lainnya dapat terjaga dari ancaman kepunahan.