Nasib Taman Nasional Tesso Nilo Semakin Mengkhawatirkan

Kondisi Kawasan yang Semakin Terancam

VEGASHOKI88 – Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau, semakin mengalami kerusakan yang serius. Kawasan yang dulunya menjadi habitat alami gajah dan harimau Sumatera ini kini terus tergerus akibat alih fungsi lahan dan perambahan liar.

Jaksa Agung ST Burhanuddin mengungkapkan adanya dugaan korupsi besar-besaran yang menjadi penyebab utama kerusakan tersebut.

Luas Kawasan yang Semakin Menipis

Dalam rapat Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang berlangsung pada Jumat (13/6), Burhanuddin menyampaikan bahwa dari total luas 81.793 hektare, saat ini hanya tersisa sekitar 12.561 hektare.

Sisa lahan tersebut terancam semakin menyusut akibat perambahan liar yang dilakukan secara sistematis dan merusak ekosistem kawasan konservasi.

Perambahan dan Dokumen Palsu yang Merusak Kawasan

Selain perambahan, Taman Nasional Tesso Nilo juga dibanjiri oleh perkebunan sawit ilegal yang dikuasai dengan menggunakan dokumen kependudukan dan pertanahan palsu.

Burhanuddin menyebutkan bahwa banyak ditemukan Surat Keterangan Tanah (SKT), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan sertifikat hak milik palsu yang digunakan oknum tertentu untuk mengklaim lahan di kawasan tersebut.

Ia menduga praktik ini melibatkan oknum aparat yang berperan memfasilitasi penguasaan ilegal tersebut.

Perkebunan Ilegal dan Dampaknya terhadap Warga

Perkebunan sawit ilegal ini telah menjadi sumber ekonomi utama bagi ribuan warga yang tinggal di kawasan hutan.

Ironisnya, sebagian besar dari mereka adalah pendatang dari luar daerah yang telah mendirikan berbagai

fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, bahkan jaringan listrik di sekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

Kondisi ini memperparah konflik antara manusia dan satwa liar seperti gajah dan harimau yang kehilangan habitat aslinya.

Konflik Manusia dan Satwa yang Semakin Memanas

Burhanuddin menegaskan bahwa konflik antara satwa dan manusia akibat perusakan kebun dan rumah warga menjadi masalah sosial dan ekonomi yang sangat kompleks.

Ia menyebut kerusakan ini tidak hanya berdampak terhadap lingkungan, tetapi juga terhadap kehidupan masyarakat sekitar.

Upaya Penegakan Hukum dan Pemulihan Kawasan

Upaya penegakan hukum memang sedang dilakukan. Pada November 2023, KLHK bersama aparat gabungan melakukan operasi besar-besaran di Taman Nasional Tesso Nilo.

Hasilnya, 36 pondok perambah hutan dibongkar, dua jembatan ilegal diputus, dan sekitar 600 hektare sawit ilegal dimusnahkan.

Komitmen Pemerintah dalam Menangani Masalah Ini

Dalam rapat yang dihadiri pejabat tinggi, termasuk Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Kepala BPKP

Muhammad Yusuf Ateh, dan Kabareskrim Polri Wahyu Widada, dipastikan bahwa penindakan terhadap pelaku illegal logging dan penguasaan lahan ilegal akan terus dilakukan.

Kasus ini menunjukkan bahwa masalah Taman Nasional Tesso Nilo merupakan persoalan kompleks yang membutuhkan

penanganan multisektoral untuk menyelamatkan ekosistem, mengembalikan habitat satwa, dan menjaga keseimbangan sosial ekonomi masyarakat sekitar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *