Laporan Awal dan Kondisi Sungai
VEGASHOKI88 – Dugaan pencemaran Sungai Seturan, anak Sungai Malinau, muncul setelah laporan warga viral di media sosial. Kondisi sungai yang keruh dengan air berwarna coklat pekat terekam dalam video yang diunggah warga. Warga mengeluhkan pencemaran ini berdampak serius pada pasokan air bersih dan kesehatan.
Respons Cepat Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DLH Malinau merespons cepat dengan menurunkan tim ke lapangan setelah menerima laporan. Saat tim DLH tiba, air sungai sudah jernih, diduga karena tersapu banjir. Berdasarkan penelusuran awal, DLH menduga pencemaran terjadi saat perusahaan melakukan pembersihan kolam limbah.
Dugaan Pelanggaran Prosedur Operasional
DLH menduga ada pelanggaran Prosedur Operasional Standar (SOP) dalam pembersihan kolam limbah perusahaan. Seharusnya, saat memasang gorong-gorong pembatas kolam, inlet air ditutup, air diolah, sedimen diambil, lalu air jernih dibuang. Prosedur ini diduga tidak dilakukan oleh perusahaan.
Tindak Lanjut dari DLH
DLH Malinau akan memanggil pihak perusahaan untuk menyusun kronologi kejadian dan meminta penjelasan resmi. Pemanggilan direncanakan pada Senin atau Selasa minggu depan.
Keluhan dan Keprihatinan Warga
Warga Tanjung Nanga melaporkan pembuangan limbah ke Sungai Seturan sudah terjadi sejak Minggu (27/4). Ketua Forum Pemuda Peduli Malinau (FPPM), Elisa Selutan, menyatakan kejadian ini bukan kali pertama. FPPM mendesak instansi terkait untuk memberikan peringatan keras dan menegakkan aturan terhadap perusahaan.
Dampak pada Kesehatan dan Pasokan Air Bersih
FPPM juga akan terus menyuarakan isu ini dan mendorong kebersamaan masyarakat serta konsistensi pemerintah dalam membina perusahaan. Warga dan FPPM khawatir air tercemar berbahaya bagi kesehatan dan menyebabkan PDAM sering mati karena tidak berani memproduksi air dari sungai yang tercemar.
Kesimpulan dan Harapan
Dugaan pencemaran Sungai Seturan di Malinau menjadi perhatian serius. DLH Malinau telah merespons dengan penyelidikan awal dan berencana memanggil perusahaan terkait. Sementara itu, warga dan aktivis mendesak tindakan tegas dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini yang berdampak langsung pada kesehatan dan pasokan air bersih masyarakat.