Penutupan Resmi Bukit Tiong Kandang
VEGASHOKI88 – Bukit Tiong Kandang yang terletak di Desa Temiang Mali dan Desa Tae, Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat resmi ditutup pada 8 April 2025.
Penutupan ini diambil sebagai langkah tegas setelah banyak pendaki yang melanggar norma-norma budaya setempat serta tidak menjaga kebersihan kawasan.
Bukit dengan ketinggian 980 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini menjadi tempat wisata populer, namun perilaku pengunjung yang tidak bertanggung jawab menyebabkan kerusakan lingkungan.
Pengumuman Penutupan oleh Kepala Desa
Kepala Desa (Kades) Temiang Mali, Arpin, mengumumkan penutupan bukit secara resmi melalui surat edaran.
“Kami dari Pemerintah Desa Temiang Mali menyampaikan kepada semua pihak bahwa pendakian ke
Bukit Tiong Kandang untuk sementara waktu ini dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan,” ungkapnya.
Alasan di Balik Penutupan
Dihubungi detikKalimantan pada 10 April 2025, Arpin menjelaskan bahwa penutupan dilakukan sebagai bentuk evaluasi dan pemulihan lingkungan akibat menumpuknya sampah yang ditinggalkan oleh pendaki.
“Pemerintah desa dan pelaksana tugas Kepala Kewilayahan Dusun Mangkit mengambil langkah cepat
menutup sementara kawasan wisata Tiong Kandang karena menyikapi keresahan warga terkait
Ketidakpatuhan terhadap Norma Budaya
Ketidakpatuhan yang dimaksud meliputi pelanggaran terhadap aturan yang telah disepakati oleh
masyarakat setempat, terutama mengenai larangan untuk membuang sampah sembarangan.
Masyarakat Balai, khususnya di Dusun Mangkit, menganggap Tiong Kandang sebagai kawasan keramat, sehingga terdapat banyak larangan dan pantangan yang perlu dihormati saat berada di sana.
Kondisi Lingkungan yang Memprihatinkan
“Di puncak Tiong Kandang dulunya ada Tilam Mangkubumi yang dianggap sakral. Sekarang sudah tidak
berbentuk lagi karena kondisinya kumuh akibat pengunjung yang membawa makanan dan minuman,”
keluh Arpin. Ia juga menyoroti banyaknya coretan nama di Batu Pengasih, padahal masyarakat percaya bahwa tempat ini memiliki fungsi sakral untuk memanjatkan doa-doa.
Rencana Pemulihan dan Pengelolaan Wisata
Dengan penutupan ini, diharapkan dapat diminimalisir penumpukan sampah dan kerusakan lainnya di area Tiong Kandang.
Pemerintah desa berencana untuk mengelola objek wisata ini lebih baik ke depannya, termasuk melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan membuat peraturan desa (perdes) terkait pengunjung.
Pesan dari Pencinta Alam
Tri Pandito Bowo, seorang pencinta alam, menyatakan kekecewaannya terhadap perilaku pendaki yang hanya mengutamakan foto tanpa menjaga kebersihan.
“Bagi teman-teman yang mendaki Tiong Kandang, jangan lupa untuk membawa kembali sampah atau membuangnya pada tempatnya. Kita harus menjaga keindahan alam,” pesannya.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan langkah ini, diharapkan Tiong dapat kembali menjadi kawasan wisata yang bersih dan dihormati, serta dapat dinikmati oleh generasi mendatang.