Pernyataan Tegas Menteri Pertanian: Memperjuangkan Nasib Petani di Tengah Tantangan

Pernyataan Tegas Menteri Pertanian

VEGASHOKI88 Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengeluarkan pernyataan tegas mengenai kinerja aparatur pemerintah yang dinilai lamban dalam melayani kepentingan masyarakat.

“Jika ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik mengundurkan diri,” tegas Amran saat menghadiri acara panen raya di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada Selasa (18/3/2025).

Pernyataan ini diungkapkan seiring dengan rasa kecewanya terhadap kinerja Badan Urusan Logistik

(Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan yang dianggap lamban dalam menyerap gabah dari para petani.

Keluhan Para Petani

Pada acara panen raya tersebut, sejumlah petani mengungkapkan keluhan mereka mengenai harga jual

gabah yang terpaksa mereka serahkan kepada tengkulak dengan harga yang jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, HPP gabah ditentukan sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Namun, kenyataannya, para petani di Tanah Laut hanya dapat menjual gabah mereka dengan harga yang berkisar antara Rp 5.300 hingga Rp 5.600 per kilogram.

Kekecewaan terhadap Bulog

Mendengar langsung keluhan para petani, Amran menyatakan kekecewaannya, mengingat Bulog Kalsel

lebih memilih untuk menunggu di gudang, bukannya secara proaktif menyerap hasil panen di lapangan. “Saya sangat kecewa dengan Bulog pada hari ini.

Petani sedang menunggu kepastian harga di sawah, tetapi Bulog justru menunggu di dalam gudang,” ujar Amran dalam keterangannya yang diterima pada Rabu (18/3/2025).

Tindakan Tegas Terhadap Bulog Kalsel

Tidak hanya lambat dalam merespons kebutuhan petani, Bulog Kalsel juga dianggap sulit dihubungi oleh para petani saat mereka mencari informasi terkait penyerapan gabah.

Tak ingin membiarkan keadaan tersebut terus berlanjut, Amran mengambil tindakan tegas dengan mencopot Dani Satrio dari jabatannya sebagai Pimpinan Wilayah Bulog Kalsel.

Ia menegaskan bahwa pencopotan tersebut bukan hanya sekadar hukuman, melainkan sebuah komitmen untuk memperbaiki sistem penyerapan gabah ke depan.

“Kita tidak bisa membiarkan petani terus dirugikan; harus ada perbaikan yang nyata. Bulog harus turun ke lapangan, bukannya hanya menunggu di gudang.

Ke depan, kami akan terus memantau agar penyerapan gabah berjalan dengan optimal,” pungkasnya.

Harapan untuk Perbaikan Sistem Pertanian

Langkah tegas ini mencerminkan kepedulian pemerintah terhadap nasib para petani yang merupakan pilar penting dalam sektor Menteri pertanian Indonesia.

Dengan harapan, tindakan perbaikan ini akan memacu peningkatan sistem yang lebih baik dalam mendukung kesejahteraan petani serta meningkatkan hasil Menteri pertanian yang berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *