Kritik Terhadap Pengelolaan Tambang di Institusi Pendidikan
VEGASHOKI88 – Prof. Muhdar, Universitas Mulawarman (Unmul), mengeluarkan kritik tajam terhadap rencana pengelolaan tambang oleh institusi pendidikan, khususnya di kampus.
Ia menegaskan bahwa kebijakan semacam itu perlu dikaji secara mendalam sebelum diimplementasikan, mengingat dampak sosial dan lingkungan yang mungkin ditimbulkannya dapat sangat merugikan masyarakat.
Dalam wawancaranya dengan media di Hotel Midtown pada 27 Januari 2025, Muhdar menekankan pentingnya tidak hanya mengandalkan laporan di atas meja, tetapi juga menuntut para pembuat kebijakan untuk turun langsung ke lapangan.
Pertimbangan Ekonomi Sumber Daya Alam
Kekhawatiran Prof. Muhdar berakar dari berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan. Ia mengilustrasikan perbandingan antara nilai ekonomi batu bara dengan komoditas lain seperti ikan atau beras.
“Satu kilogram batu bara mungkin menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi tidak ada keberlanjutan jika sumber daya tersebut habis, sementara ikan dan beras dapat terus dipanen,” ujarnya.
Menurutnya, jika Unmul terlibat dalam pengelolaan tambang, kampus ini berpotensi bertransformasi menjadi perusahaan, yang tentunya memerlukan modal besar.
Ia mempertanyakan dari mana sumber modal tersebut akan berasal, apakah dari mahasiswa yang membayar biaya kuliah atau mekanisme lain yang belum jelas.
Tekanan dari Kampus Lain dan Eksploitasi Sumber Daya
Lebih lanjut, Prof. Muhdar menyoroti adanya tekanan dari kampus-kampus besar, baik di dalam
Kalimantan maupun luar Kalimantan, untuk mendorong perubahan kebijakan demi membuka lahan tambang di Kalimantan Timur.
Ia mengingatkan bahwa tujuan utama dari berbagai dorongan tersebut seringkali hanya untuk eksploitasi
sumber daya, tanpa mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan kerusakan jangka panjang yang akan ditanggung oleh masyarakat lokal. “Ini tidak adil,” tegasnya.
Perlindungan untuk Masyarakat Terdampak
Prof. Muhdar juga menyoroti perlunya perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat yang terdampak, seperti petani dan nelayan, yang sering kali diabaikan dalam proses pengambilan kebijakan.
Banyaknya lubang tambang yang tidak ditutup dan lahan pertanian yang hilang menjadi sorotan penting baginya.
“Kalau lahan dipinjam untuk ditambang, seharusnya dikembalikan dengan utuh. Namun, kenyataannya, seringkali hutan lenyap dan isi bumi hilang,” tambahnya.
Seruan untuk Keberlanjutan dan Kesejahteraan
Pernyataan Prof. Muhdar menjadi sebuah seruan bagi pemangku kebijakan dan institusi pendidikan untuk lebih berhati-hati dalam mengelola sumber daya alam. Eksploitasi tambang perlu mempertimbangkan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal, bukan sekadar mengejar keuntungan jangka pendek.
Menjaga keseimbangan antara pengembangan pendidikan dan perlindungan lingkungan serta masyarakat adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan demi masa depan yang lebih baik.