VEGASHOKI88 – Sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan di Kalimantan Selatan (Kalsel) diharapkan bisa jadi andalan Diversifikasi ekonomi daerah ke depan, apalagi cadangan batubara semakin menipis.
Pemerintah daerah dengan dukungan dari APBN dan APBD berkomitmen untuk mempercepat pembangunan di sektor-sektor ini.
Diskusi Kinerja Fiskal dan Rekomendasi Ekonomi
Dalam acara publikasi Assets and Liabilities Committee (ALCo) Regional Kalsel di Banjarmasin, Selasa
(20/8/2024), para pemangku kepentingan nggak cuma ngobrolin perkembangan fiskal Kalsel, tapi juga merumuskan rekomendasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Salah satu yang jadi sorotan adalah diversifikasi ekonomi dengan mengalihkan (shifting) fokus dari
pertambangan ke sektor lain yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan serta bisa menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan.
Prioritas Sektor Pertanian
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar, bilang kalau diversifikasi sektor pertanian sekarang jadi prioritas utama di Kalsel.
Alokasi APBN dan APBD untuk sektor pertanian juga cukup besar, terutama untuk tanaman pangan.
”Sektor pertanian ini juga jadi perhatian Pemerintah Indonesia buat meningkatkan produksi pangan.
Dengan peningkatan produksi, diharapkan kita bisa berhenti impor beras di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Penggunaan Anggaran untuk Pertanian
Di Kalsel, menurut Roy, anggaran untuk sektor pertanian dipakai buat optimalisasi lahan dan meningkatkan luas tambah tanam. Selain itu, juga untuk mendorong hilirisasi komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan.
”Pertanian, pariwisata, dan industri bakal jadi prioritas kami ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan
diversifikasi ekonomi Kalsel. Pemprov bakal dukung program kegiatan di sektor tersebut lewat alokasi APBD kalau memang diperlukan,” ujarnya.
Alokasi Dana Tugas Pembantuan
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalsel, Syafriadi, bilang kalau
pemerintah udah nyiapin anggaran buat mempercepat pembangunan sektor pertanian di Kalsel.
Tahun ini ada alokasi dana tugas pembantuan dari APBN untuk dinas pertanian dan ketahanan pangan sekitar Rp 290 miliar.
”Kami butuh dukungan dari dinas terkait supaya program ini bisa cepat terlaksana. Yang penting adalah musim tanam, jangan sampai dananya keluar setelah musim tanam selesai,” katanya.
Target Pencairan Dana
Syafriadi nargetin dana tugas pembantuan untuk pertanian bisa cair pada September tahun ini, karena musim tanam di Kalsel bakal berlangsung pada September-Oktober.
”Dukungan dari APBN buat pertanian dan ketahanan pangan tetap jadi prioritas kita,” ujarnya.
Penurunan Ekspor
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan, Dwijo Muryono, bilang
kalau pemerintah daerah harus cari komoditas selain batubara dan minyak sawit mentah buat diekspor dari Kalsel.
Soalnya, tren ekspor komoditas tersebut terus menurun sejak awal tahun ini.
Pada Juli 2024, neraca perdagangan mengalami perlambatan bulan-ke-bulan sebesar 66,54 persen, dari 890,04 juta dollar AS pada Juni jadi 297,78 juta dollar AS pada Juli.
Penurunan ini disebabkan harga batubara yang turun dari tahun 2023.
”Tren penurunan ini bikin khawatir selama kita masih bergantung pada sektor pertambangan dan kelapa sawit. Ini harus memacu pemerintah Kalsel buat cari komoditas lain supaya ada pengganti,” kata Dwijo.
Upaya Diversifikasi Ekonomi
Dalam pembahasan, disepakati bahwa pemerintah, industri, dan komunitas lokal harus kerja bareng buat
memastikan transisi yang mulus dari ketergantungan pada batubara menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan dan diversifikasi ekonomi yang lebih luas.
Diperkirakan cadangan batubara di Kalsel masih ada sekitar 24 tahun lagi.
Dampak Fiskal Sumber Daya Alam yang Habis
Dampak fiskal habisnya sumber daya batubara termasuk meningkatnya pengangguran dan beban fiskal
karena biaya bantuan sosial, berkurangnya pendapatan ekspor batubara yang mengurangi pendapatan
daerah buat infrastruktur dan layanan publik, serta mempengaruhi kinerja diversifikasi ekonomi daerah secara keseluruhan.