VEGASHOKI88 – Burung Enggang: Ikon Suku Dayak Burung enggang atau burung rangkong itu udah kayak ikon masyarakat suku Dayak di Kalimantan. Spesies burung ini ada 57 macam yang tersebar di Asia sama Afrika, dan 14 di antaranya ada di Indonesia.
Enggang Gading: Burung Raksasa
Salah satu jenis burung enggang yang paling gede ukurannya adalah enggang gading. Kita bisa lihat ukuran besarnya di kepala, paruh, dan tanduknya yang nutupin dahi. Paruh dan mahkotanya warnanya putih, tapi seiring waktu warna putihnya bakal berubah jadi oranye dan merah. Perubahan warna ini karena kebiasaan enggang yang suka gesek-gesek paruhnya ke kelenjar, jadi warnanya berubah.
Ciri Khas dan Makanan Favorit
Yang bikin enggang gading khas juga adalah suara kerasnya yang kayak tawa maniacal dan bisa kedengeran sampai jarak 3 kilometer. Makanan favoritnya adalah daun pohon ara, tapi burung ini juga makan serangga, tikus, kadal, dan burung kecil.
Burung Enggang dalam Budaya Dayak
enggang ini sangat dekat dengan budaya, kesenian, dan kearifan lokal masyarakat Dayak. Meskipun cerita dan mitos tentang enggang berbeda-beda di setiap wilayah, ada cerita menarik yang bilang kalau enggang adalah jelmaan dari Panglima Burung. Menurut Diskominfo Kalimantan Tengah, Panglima Burung ini adalah sosok gaib yang tinggal di gunung pedalaman Kalimantan dan cuma muncul saat perang. Karena itu, enggang dianggap sakral dan dilarang untuk diburu atau dimakan. Infopublik.id juga bilang kalau dalam kondisi tertentu, masyarakat Dayak mengadakan ritual tari perang untuk memanggil Panglima Burung. Sosok ini dipercaya sakti dan memberi kekuatan bagi mereka.
Filosofi Burung Enggang
Sebenernya, seluruh bagian tubuh enggang punya makna simbolis bagi suku Dayak. Burung ini jadi lambang perdamaian dan persatuan. Sayap enggang yang tebal melambangkan pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya, sedangkan ekornya yang panjang dianggap sebagai tanda kemakmuran rakyat. Suaranya yang keras melengking juga jadi simbol ketegasan, keberanian, dan budi luhur. Sifatnya yang suka hinggap di pohon tinggi diartikan sebagai sifat luhur dan jiwa kepemimpinan. enggang nggak cuma jadi simbol, tapi juga dicontohkan dalam kehidupan keluarga masyarakat. Pesan yang bisa diambil adalah supaya manusia selalu mencintai dan mengasihi pasangan hidupnya serta membimbing anak-anak mereka hingga jadi orang yang mandiri dan dewasa.
Burung Enggang: Satwa Dilindungi
Keindahan burung enggang bikin dia jadi sasaran empuk bagi para pemburu liar dan perdagangan satwa ilegal. Selain itu, enggang juga lambat dalam bereproduksi, jadi jumlahnya semakin sedikit. Habitatnya yang terganggu juga jadi faktor berkurangnya jumlah enggang di alam liar. Berdasarkan daftar IUCN tahun 2018, Enggang Gading udah termasuk dalam satwa yang terancam punah (Critically Endangered). Pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) udah masukin burung ini ke daftar satwa yang dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018.