VEGASHOKI88 – Pontianak mengalami Krisis Air Dampak Kekeringan dan Upaya Penanganankekurangan hujan selama lebih dari dua pekan terakhir.
Dampaknya, sejumlah besar penduduk, seperti Nurhayati dari Jalan Kom Yos Sudarso, mulai mengalami krisis air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum.
Perlunya Penanganan Terhadap Kekurangan Air
Nurhayati, seorang penduduk setempat, mengungkapkan bahwa ia sudah kehabisan stok air hujan di rumahnya, yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan minum.
Kondisi ini diperparah dengan ketiadaan fasilitas air bersih dari PDAM di lingkungannya krisis air.
Penampungan Air Hujan Umum Sebagai Solusi Sementara
Untungnya, di sekitar tempat tinggalnya terdapat penampungan air hujan yang bisa digunakan secara umum. Meskipun demikian, banyak warga lain juga mengalami kesulitan yang serupa dalam mendapatkan pasokan air bersih krisis air.
Upaya Hemat Penggunaan Air Minum
Untuk mengatasi keadaan ini, Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menghemat penggunaan air.
Strategi ini diharapkan dapat membantu mengurangi tekanan terhadap pasokan air yang semakin
berkurang akibat cuaca panas dan minimnya hujan yang mengisi Sungai Kapuas krisis air.
Pengaruh Cuaca Panas Terhadap Debit Air
Ardhy Juanda, Kepala Bagian Produksi Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang panas dan kurangnya hujan telah mengurangi debit air dari Sungai Kapuas.
Hal ini menjadi penyebab utama penurunan pasokan air bersih di Pontianak krisis air.
Kondisi Sungai Kapuas dan Penurunan Debit
Saat ini, debit Sungai Kapuas mengalami penurunan yang signifikan, mencapai kondisi yang dianggap
riskan oleh pihak terkait, dengan level air turun hingga 90 cm di bawah normal krisis air.
Upaya Maksimal untuk Memenuhi Kebutuhan Air
Meskipun menghadapi tantangan ini, pihak Perumda berusaha maksimal dalam memproduksi air bersih
untuk memastikan pendistribusian kepada pelanggan tidak terganggu krisis air.
Pengaruh Fenomena Cuaca El Nino
Dalam konteks peramalan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, fenomena El Nino diprediksi berlangsung dari Juli hingga Agustus.
Hal ini berpotensi memperburuk kondisi kekeringan di Sungai Kapuas dan meningkatkan cuaca panas secara keseluruhan krisis air.
Prakiraan Cuaca dan Harapan Kepada Masyarakat
Meskipun ada harapan terhadap potensi turunnya hujan pada 29 Juli 2024 di beberapa wilayah
Kalimantan Barat, prakiraan menunjukkan bahwa hujan tersebut tidak akan merata dan tidak cukup deras untuk mengatasi kekurangan air yang ada.
Peningkatan Kewaspadaan terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan
Prakiraan cuaca mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, yang diperparah dengan cuaca kering dan minimnya curah hujan.
Kesimpulan
Suhu udara yang ekstrem, seperti yang tercatat di Melawi dengan suhu mencapai 35.5°C, menjadi indikator utama dari kondisi cuaca yang tidak stabil dan mempengaruhi kondisi lingkungan di Pontianak serta sekitarnya.