VEGASHOKI88– Ali Anyang adalah seorang pejuang tangguh yang menjadi kebanggaan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sebelum bergabung dengan tentara, Ali Anyang adalah seorang perawat.
Putra Kalimantan Barat di Indonesia berhasil mengalahkan tentara Belanda. Bahkan, tentara Belanda bahkan mengumumkan kompetisi untuk menangkap Ali Anyang.
“Siapapun yang berhasil menangkap Ali Anyang hidup atau mati akan mendapat hadiah uang tunai sebesar 25.“Forint,” kata salah satu peserta lomba tentara Belanda. Ali Anyang adalah pejuang yang pantang menyerah. Pemuda yang berprofesi sebagai perawat ini merupakan putra asli suku Dayak di Kalimantan Barat.
Pemuda yang dijuluki Anjang (diucapkan Anyang) ini lahir pada tanggal 20 Oktober 1920 di Sintang. Pada usia 8 tahun, ia diadopsi oleh keluarga bangsawan Jawa yang tinggal di Kalimantan Barat, yaitu Raden Mas Suadi Djoyomihardjo.
Keluarga angkatnya terdiri dari pengikut agama Islam yang taat. Setelah diadopsi, ia masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Mohammad Ali Anjang (Anyang).
Ali Anyang diadopsi oleh keluarga bangsawan dan bersekolah di sekolah bergengsi di Pontianak, Kalimantan Barat. Sekolah ini khusus diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga bangsawan, pejabat pemerintah dan pemerintah kolonial Belanda.
Ali Anyang mulai sekolah menengah dan bercita-cita menjadi asisten dokter.Ia kemudian dikirim ke Sekolah Keperawatan Medis di Semarang, Jawa Tengah.
Setelah menyelesaikan sekolah perawat dan pelatihan formal keperawatan, Ali Anyang bekerja di RSUD Semarang dan RSUD Sui Jawi di Pontianak. Saat bekerja di Pontianak, hantu kudeta Ali Anyang terhadap kolonialisme Belanda mulai bermunculan.
Ali Anyang kemudian membantu mendirikan Panitia Penerimaan Negara Republik Indonesia (PPRI), sebuah organisasi yang didirikan oleh generasi muda dari seluruh tanah air untuk menyambut dan mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Nama Ali Anyang tercatat sebagai pendiri dan direktur PPRI Pontianak.
Perlawanan pertama Ali Anyang terhadap PPRI Pontianak terjadi pada tanggal 12 November 1945. Saat itu ia bersama PPRI Pontianak menyerang markas dan gudang amunisi Belanda. Semangat Ali Anyang terhadap tentara Belanda semakin bertambah ketika mengetahui pasukan Australia yang didampingi NICA telah mendarat di Pontianak pada tanggal 29 September 1945. Mereka kemudian segera merebut kekuasaan di Kalimantan Barat.
Dari Perawat hingga Ali Anyang, Semangat Pejuang Kemerdekaan Tumbuh dan Berkembang.Semangat juangnya semakin diperkuat ketika ia diangkat menjadi komandan front pemberontak di Republik Indonesia Kalimantan Barat (BPRI).
tahun kemudian Pada tahun
, Ali Anyang kemudian mendirikan Front Pemberontak Indonesia (BPI) Kalimantan Barat. Sebagai panglima pasukan tempur, Ali Anyang bertanggung jawab atas penyerangan terhadap pasukan Belanda dan sekutunya di wilayah Pontianak, Mempawah, Singkawang, Sambas, dan Bengkayang.
Pada Pertempuran Bengkayang, Ali Anyang tiba-tiba memberikan perlawanan sehingga mengejutkan tentara Belanda. Markas tentara Belanda di Bengkayang hancur total.Selain itu, Ali Anyang mampu mengibarkan bendera Merah Putih se-Bengkayang sambil menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.